tips cuan

3 Tips Tetap Cuan Di Masa Pandemi Menggunakan Data

3 Tips Tetap Cuan Di Masa Pandemi Menggunakan Data

Author: Nova Haasiani

Semenjak masa pandemi, terjadi penurunan yang cukup drastis dari jumlah UMKM yang ada di Indonesia. Menurut Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Ikhsan Ingratubun, tercatat bahwa dari total 64,7 Juta UMKM di tahun 2019 ada penurunan besar di tahun 2020 sehingga total UMKM di Indonesia menjadi 34 Juta.

Memang ada bermacam faktor yang bisa menyebabkan UMKM di Indonesia terpaksa menggulung tikar di masa sulit seperti sekarang. Jika melihat hasil survey dan analisa pakar ekonomi Universita Bung Hatta, ada 3 faktor penting yang menyebabkan UMKM tak bertahan lama di masa pandemi:

  1. Tidak mampu membaca perubahan pasar
  2. Aturan PSBB / Lockdown
  3. Jalur Pendistribusian Terhambat

Mengingat bahwa dalam masa pandemi ini banyak aktivitas atau kebiasaan kita yang berubah, ini berarti akan ada perubahan juga dari beberapa konsumen. Bisa diperhatikan dari faktor kedua, dimana dengan adanya aturan PSBB atau Lockdown membuat beberapa konsumen yang biasanya berbelanja offline harus beralih dengan berbelanja secara online.

Tak hanya itu, perilaku konsumen seperti pemilihan barang-barang yang akan dibelanjakan pun bisa berubah karena pandemi. Di sisi lain, para pelaku UMKM Indonesia dirasa masih belum bisa membaca perubahan perilaku konsumen tersebut. Hal ini bisa menyebabkan kerugian bagi pelaku UMKM sehingga harus berujung dengan menutup bisnisnya.

Untuk isi perubahan kebiasaan berbelanja dari offline ke online memang bisa dibilang mudah untuk ditangkal. Hal ini dikarenakan sudah banyak UMKM yang sudah berpindah ke ranah online dengan membuka website sendiri ataupun membuka toko di platform online marketplace.

Namun, tidak cukup hanya dengan itu karena dibutuhkan trik dalam berbisnis secara online. Narendrata, selaku Chief Executive Officer Telunjuk.com, menyatakan bahwa berjualan secara offline dan online berbeda. “Di dunia digital, semua bisa di-track, diukur, dan kita bisa mendapatkan data dengan cepat, baik real time ataupun dalam sehari”, katanya.

Studi Kasus Cimol

Karena begitu banyak data yang sudah tersedia, pelaku UMKM dianjurkan untuk jangan sampai tidak menggunakannya. Salah satu data menarik yang bisa kita cermati adalah dari data penjualan cimol dalam periode 1-18 Februari 2021.

penjualan cimol di marketplace

Dari data distribusi penjualan di antara dua platform, Tokopedia dan Shopee, ternyata terjadi lebih banyak transaksi pada platform Shopee dibandingkan Tokopedia. Namun, butuh diingat bukan berarti di Tokopedia tidak terjual sama sekali, lho.

Setelah ditelusuri lebih dalam lagi, ternyata seller Acasnyemil di platform Shopee yang berlokasi di Bekasi menjadi seller jawara dalam periode 1-18 Februari 2021 ini dengan produk Cimol Leleh Keju isi 40. Produk ini sendiri berhasil meraih omset sebanyak Rp 500 juta hanya dalam waktu 2 minggu.

data compas

Ditelusuri lebih dalam lagi, ternyata seller Acasnyemil ini berjualan dengan fokus pada produk Cimol. Walaupun seller tersebut menjual barang-barang lain, penjualan produk yang sudah mencapai 10 ribu transaksi merupakan produk-produk yang berkaitan dengan cimol; seperti Cimol isi 40, Cimol isi 25, saus dan juga bumbunya.

Jika search kata Cimol, ada banyak juga seller dengan penjualan yang fantastis dari daerah-daerah lain. Menariknya, setelah ditelusuri seller Acasnyemil tidak memasang iklan dan berhasil menjual sebanyak itu. Hal ini dikarenakan jika suatu toko atau seller berhasil menjual produknya dengan kuantitas tinggi, ini akan membantu dalam algoritma online marketplace.

Oleh karena itu, bisa dicermati bahwa pelaku UMKM tidak perlu terus menerus menjual banyak produk, tetapi ada baiknya memulai dari hal yang kuasai.

Di lain hal, jika kembali pada hasil search kata cimol, ada seller di Bogor yang menggunakan iklan namun belum bisa menjual produk cimolnya selaris seller Acasnyemil yang berlokasi di Bekasi.

Jika melihat data tersebut, bisa dicermati bahwa ada kemungkinan penjualan Cimol Leleh di Bogor belum tentu tepat karena belum selaris penjualan di Bekasi. Pelaku UMKM bisa belajar dari data ini untuk melihat kira-kira produk apa yang bisa laku di daerahnya. Dari data tersebut pun pelaku UMKM bisa berangkat dan memulai dari hal-hal kecil yang sudah dikuasai atau dimahiri.

Lihat juga: 6 Tips Sukses Menghadapi Persaingan Bisnis UMKM

Kesimpulan

Kalau melihat dua studi kasus di atas, data-data seperti jumlah terjual, lokasi, harga jual dan barang yang dijual merupakan Ini adalah data-data yang tersedia langsung di online marketplace.

Berangkat dari data-data tersebut, untuk bertahan di masa pandemi ini pelaku UMKM bisa:

1. Fokus pada hal yang dikuasai

Sebagai pelaku UMKM mimpi besar itu harus tapi dimulai dengan hal kecil dan belajar menggunakan data. Kebanyakan pelaku UMKM masih berpegang dengan menggunakan intuisi. Namun data dibutuhkan agar bisa menyeimbangkan intuisi tersebut dengan fakta yang ada di pasar.

2. Pelajari Kompetitor

Dengan data kita bisa belajar market/audiens kita dan kompetitor kita. Putri mengatakan bahwa kompetitor merupakan partner kita. Karena mereka juga sama-sama berjualan dan sama-sama belajar menggunakan data untuk memahami apa yang market butuhkan.

3. Berinovasi untuk Menentukan Produk yang Bisa Dijual Selanjutnya

Dengan data-data, pelaku UMKM bisa lebih mudah untuk mengetahui kondisi pasar saat ini sehingga lebih mudah menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Dengan begitu, para pelaku UMKM tidak perlu menjual banyak produk secara bersamaan dengan resiko tidak laku sehingga harus menutup bisnis mereka.

Ingin tahu lebih banyak lagi trik untuk dapat mengembangkan usahamu dengan data? Pantau terus untuk tahu mengenai acara antara BRI SEI dan Compas di UMPAN – KELAS berikutnya!

Baca juga:

compas quickreport

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kerjasama dengan kami

Kembangkan Bisnis Online Anda dengan Data Market Ter-update dari Compas

Kerjasama dengan kami

Kembangkan Bisnis Online Anda dengan Data Market Ter-update dari Compas

logo-compas-putih-kecil-v1-156x40

Compas hadir dari tim yang sama yang mengembangkan Telunjuk.com, sebuah perusahaan teknologi di Jakarta, Indonesia. Compas berfokus pada business intelligence tools, contohnya Market Insight pasar e-commerce, dan memberikan solusi aktif untuk membawa bisnis Anda semakin berkembang dengan strategi bisnis yang tepat.

Compas.co.id

Copyright © 2025 Compas.co.id by PT Telunjuk Komputasi Indonesia

Tinggalkan pesan untuk kami

Halo, kami ingin mengenal Anda lebih dalam agar kami bisa memberikan bantuan yang terbaik.