Peluang Manis Bisnis Makanan Praktis di Masa Pandemi
Selama masa pandime ini, semakin banyak UMKM yang sudah bergabung dengan online marketplace. Tentunya hal ini dilakukan oleh para pelaku UMKM untuk bisa memperluas jangkauan yang tadinya mungkin hanya berjualan di sekitaran rumah kini bisa menjangkau tempat-tempat bahkan di luar kota.
Pada awal bulan Maret lalu, UKM Indonesia beserta Compas mengadakan kembali acara Pojok Pasar Online. Kali ini, Makanan Praktis menjadi topik pembahasan pada acara tersebut. Yang pastinya tak luput dari pembahasan adalah mengenai data-data penjualan Makanan Praktis di marketplace.
Pembahasan data-data tersebut pun diharapkan oleh Dewi Meisari Haryanti, selaku Co-founder ukmindonesia.id, bisa membantu para pelaku UMKM membuat keputusan yang semakin tepat dan juga membantu dalam pembuatan strategi-strategi yang diambil untuk bisa menaikkan bisnis para pelaku UMKM.
Lalu kira-kira bagaimana sih pemetaan penjualan produk Makanan Praktis di marketplace? Yuk, kita bahas!
Penjualan Makanan Praktis Laris Manis
Selama bulan Januari 2021 ini, diketahui ada total penjualan sebesar Rp146 Miliar pada kategori tmakanan praktis dengan total transaksi sebesar 7 juta kali.
Menariknya, penjualan terbanyak untuk kategori Makanan Praktis ini terjadi pada Shopee dan memiliki penjualan tertinggi mencapai Rp114.5 Miliar.
Tak hanya itu, jika dilihat lebih dalam lagi, pada kategori Makanan Praktis ini, produk yang paling banyak terjual adalah produk Makanan Minuman lainnya yang sudah terjual hingga Rp58.8 Miliar.
Hal ini mungkin bisa dicermati pula karena adanya perpindahan pembelian kebutuhan konsumen yang tadinya lebih banyak konsumsi produk sekunder atau bahkan tersier, sekarang lebih mengkonsumsi kebutuhan primer.
Dian Widayanti, Founder & CEO Eatever, juga merasakan bahwa momen pandemi merupakan momen yang tepat untuk berjualan makanan pokok. Ini bisa membantu para pelaku UMKM untuk memetakan penjualan mereka.
Baca juga: Data Penjualan Tembus Rp 11M: Makanan Beku Ternyata Laku!
Studi Kasus: Data Penjualan Sambal & Rendang
Untuk lebih merasakan pentingnya data dalam berbisnis, dalam webinar ini dipaparkan pula contoh data pada kategori makanan dan minuman. Contoh-contoh data penjualan yang diambil berasal dari kategori Sambal dan Rendang.
1. Data Penjualan Sambal
Dari data penjualan produk Sambal, ditemukan bahwa ada total penjualan sebesar Rp1.19 Miliar dan terjadi 39 Ribu total transaksi hanya dalam periode 1 bulan di Shopee dan juga Tokopedia.
Suatu penemuan yang menarik untuk data penjualan Sambal adalah bahwa penjualan kategori Sambal lebih banyak terjadi di Shopee Menariknya dengan total sebesar Rp1.1 Miliar.
Ditemukan pula produk terlaris pada kategori Sambal merupakan Sambel Pedas Cumi Ciamik dengan penjualan tertinggi yaitu Rp87 Juta.
Berdasarkan Top Listing Seller pula dapat diketahui bahwa yang berjualan Sambal saat ini paling besar berada di Jabotabek. Ini bisa menjadi peluang bagi Seller untuk memulai bisnis Sambal di luar area tersebut.
2. Data Penjualan Rendang
Selanjutnya ada juga data untuk kategori Rendang. Pada marketplace Shopee & Tokopedia, total penjualan untuk produk Rendang sendiri sudah mencapai Rp995 Juta dan dengan total 13 Ribu transaksi dalam periode 1 bulan saja.
Sama seperti kategori produk Sambal, Shopee memiliki penjualan kategori produk Rendang tertinggi sebesar Rp654 Juta pada bulan Januari 2021. Dilihat dari data, produk Rendang Daging Sapi 250gr, Rendang Mak Yus berhasil mendominasi penjualan yaitu sebesar Rp141 Juta.
Menariknya adalah jika dibandingkan dengan Seller kategori produk Sambal yang banyak berada di Jabodetabek, untuk kategori Rendang lebih banyak terdapat di daerah Sumatera Barat. Masih sedikit seller yang berlokasi Jabodetabek sehingga ini merupakan peluang bagi Seller di daerah tersebut untuk memulai bisnis Rendang.
Kesimpulan
Selama masa pandemi ini memang banyak terjadi shift, dari sisi konsumsi maupun penjualan. Dengan semakin banyaknya pelaku UMKM yang sudah go-digital dan bahkan pergantian konsumsi menuju kebutuhan primer.
Dengan data penjualan pada kategori Makanan Praktis di online marketplace saja kita bisa melihat banyaknya peluang untuk berbisnis, namun masuk ke dalam online marketplace saja belum cukup.
Sekarang sudah masuk zaman digital, dimana semua sudah bisa diperhitungkan dan juga menyangkut soal data. Sebagai pebisnis tentu harus ada pengetahuan terkait pentingnya data dengan menggunakan perhitungan yang tepat. Oleh karena itu, pelaku UMKM harus bisa lebih pintar dalam mengolah data terhadap produk yang akan dijual.
Tak hanya itu, dalam pengambilan suatu keputusan para pelaku UMKM juga butuh mencari tahu tren digital dan juga data wawasan di marketplace. Kesadaran akan pentingnya data juga bisa membantu para pelaku UMKM dalam membuat strategi berbisnis yang lebih tajam.
Ingin dapat wawasan menarik lainnya? Jangan ketinggalan acara Pojok Pasar Online berikutnya!
Baca juga :