4 Cara Menghitung Harga Jual Barang yang Baik
Author: Ivana Deva Rukmana
Compas.co.id – Dalam berbisnis, salah satu hal yang penting untuk dilakukan adalah menentukan harga produk yang akan dijual. Tentu, harga jual tak bisa ditentukan dengan sembarang.
Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan saat menentukan harga jual, pun cara-cara yang dapat dilakukan dalam penentuan harga jual produk Anda. Ingin tahu penjelasan lengkapnya? Simak pembahasannya di bawah ini!
Apa itu Harga Jual?
Harga jual adalah besaran harga yang dikenakan kepada konsumen untuk dapat memiliki suatu barang. Tentu saja, penjual tidak bisa sembarangan menetapkan harga jual. Pada dasarnya, harga tersebut dapat ditetapkan dengan menggunakan rumus harga jual sederhana ini:
Total biaya produksi + Biaya non-produksi + Laba yang diharapkan
Pentingnya Menentukan Harga Jual Produk dengan Baik
Tujuan Anda dalam menjalankan bisnis tentu saja untuk mendapatkan penghasilan. Yang pasti, penghasilan dari jerih payah menjual produk atau jasa setidaknya harus cukup untuk menutup biaya yang timbul sekaligus mendapatkan laba yang cukup untuk mengembangkan bisnis.
Dilansir dari sterling-team.com, bisnis umumnya memiliki kecenderungan untuk menjual barang dengan harga mahal agar bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Namun, harus dipertimbangkan juga, apakah cara ini sudah sesuai dengan karakter bisnis Anda? Dan bagaimana resepsi konsumen akan harga jual tersebut? Karena seringkali, konsumen justru enggan membeli produk dengan harga jual yang terlalu mahal.
Inilah yang membuat upaya dalam penentuan harga jual barang menjadi sangat penting. Lantas, bagaimana caranya? Berikut 3 hal yang perlu diperhatikan saat menghitung harga jual produk!
4 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Menghitung Harga Jual Produk di Bisnis Online
1. Perhatikan Kemampuan Konsumen
Dalam menentukan harga jual suatu produk, perusahaan yang baik akan menggunakan berbagai alat dan faktor untuk mengukur kemampuan konsumen.
Semakin tahu kondisi konsumen yang dituju, maka akan semakin tahu pula berapa harga jual yang bisa dipatok.
Melakukan survei berdasar demografis dan barang apa saja apa yang biasa di beli adalah jenis riset yang dapat membantu memberikan gambaran berapa harga yang mestinya ditentukan.
2. Perhatikan Biaya Produksi
Besarnya biaya produksi juga harus diikutsertakan dalam patokan penentuan harga produk. Jangan lupa, bahwa biaya produksi yang dimaksud sudah mencakup biaya overhead.
Setelah mendapatkan total biaya produksi, barulah Anda bisa menambahkannya dengan besaran profit yang diharapkan.
Misal, Anda membuat produk dengan biaya keseluruhan Rp10.000 per pcs dan keuntungan yang diharapkan adalah Rp2.000, maka produk tersebut dapat dijual dengan harga Rp12.000.
3. Perhatikan Biaya Marketing
Selain biaya produksi, biaya yang dikeluarkan dalam mempromosikan dan memasarkan produk tentu harus masuk pertimbangan dalam menentukan harga jual untuk produk Anda.
Hal ini disebabkan fungsi dari marketing itu sendiri yang bertujuan agar bisnis Anda bisa menjangkau lebih banyak audiens sehingga meningkatkan awareness terhadap bisnis. Jika kegiatan marketing tidak dipertimbangkan, bisa jadi bisnis Anda jadi sulit berkembang karena tidak adanya awareness dari masyarakat akan keberadaan produk-produk Anda.
4. Perhatikan Harga yang Dipasang Kompetitor
Mengetahui harga pasar dan harga jual yang ditetapkan oleh kompetitor dapat dimanfaatkan untuk membantu Anda dalam menentukan harga jual produk, misalnya untuk membandingkan apakah produk Anda bisa bersaing dengan produk kompetitor dengan harga yang ditawarkan.
Jika iya, maka harga kompetitor tersebut bisa dijadikan patokan. Jika tidak, maka Anda harus berpikir ulang untuk menurunkan atau menaikkan harga. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk memperhatikan apakah produk yang dihasilkan memiliki value yang lebih jika dibandingkan dengan produk pesaing.
Value yang lebih atau added value dapat diukur dari kualitas produk yang lebih baik atau tersedianya garansi purna jual yang jangka waktunya lebih panjang.
5 Cara Menghitung Harga Jual Produk di Bisnis Online
Dalam menentukan harga jual, Anda harus ikut mempertimbangkan besaran modal atau bahan baku yang dikeluarkan dalam membuat, memasarkan, dan menjual suatu produk.
Nah, berdasarkan pertimbangan biaya-biaya tersebut, ada 4 cara yang dapat dilakukan dalam menghitung harga jual produk.
1. Markup Pricing
Pertama-tama, Anda dapat menghitung harga jual menggunakan metode markup. Markup biasanya dihitung sebagai persentase dari biaya akuisisi produk. Biaya perolehan dapat menjadi biaya pembelian barang atau jasa atau biaya produksi.
Langkah pertama dalam menambahkan persentase markup ke biaya produk adalah memutuskan berapa banyak markup untuk keuntungan Anda. Setelah Anda memilih persentase markup, tentukan biaya produk, yang mencakup tidak hanya biaya barang, tetapi juga overhead jika ada biaya produksi, biaya penjualan, biaya umum dan biaya administrasi, termasuk tunjangan untuk hal-hal seperti kerusakan barang dan barang hilang.
Harga Jual produk atau jasa = Harga Perolehan + (Harga Perolehan x % Markup)
2. Margin Pricing
Berbeda dengan harga markup yang dilakukan dengan menambah persentase ke harga akuisisi (modal), persentase pada harga margin diperoleh dari hasil perbandingan harga jual dengan harga akuisisi (modal).
Harga margin umumnya digunakan, karena kita sudah tahu berapa harga yang kita inginkan. Tetapi penting untuk melakukan perhitungan margin karena untuk membandingkan harga jual yang kita coba untuk menentukan harga perolehan sehingga harga kita tidak terlalu murah karena banyaknya kompetisi sehingga kita rugi atau terlalu mahal sehingga tidak bersaing.
Margin = (Harga Jual – Harga Perolehan) / Harga Jual
3. Keystone Pricing
Keystone adalah sebuah metode pengaturan harga di mana barang dagangan dihargai dengan jumlah dua kali harga grosir atau biaya perolehan produk. Di Indonesia sendiri, metode ini sering ditemui dalam bisnis konsinyasi, misalnya Departement Store.
Penetapan harga keystone adalah sebuah metode yang mana digunakan oleh seorang retailer untuk melipatgandakan harga modal dari produk yang akan dijual kepada pelanggan. Misalnya, Anda membeli sebuah produk dengan modal Rp100 ribu, lalu menjualnya kembali dengan margin keuntungan 100% sehingga harga jualnya jadi Rp200 ribu.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menggunakan keystone pricing, salah satunya adalah harus memastikan bahwa produk yang dijual telah memenuhi standar kualitas dan kelayakan yang ditentukan. Sebab, pelanggan akan enggan membayar mahal apabila produk yang dijual merupakan produk pasaran dengan harga yang lebih murah.
4. Harga yang Dianjurkan Pemilik Merek (MSRP)
Pernahkah Anda melihat sebuah barang yang label harganya tercantum tulisan “Harga yang Dianjurkan”? Itulah yang disebut dengan “Harga yang Dianjurkan oleh Pemilik Merek” atau MSRP (Manufacturer’s Suggested Retail Price).
Meskipun tercantum dalam kemasan produk, tidak berarti Anda mengikuti MSRP. Namun, ada beberapa risiko yang harus dihadapi jika Anda menjual produk tersebut dengan harga jauh di atas MSRP.
Anda harus berhati-hati dalam menentukan harga produk dengan label MSRP, apalagi jika kompetitor Anda mampu menjualnya dengan harga di bawah MSRP. Hal ini disebabkan karena pelanggan bisa saja beranggapan bahwa Anda ingin mendapatkan keuntungan lebih besar dibanding penjual lainnya. Dampaknya, calon pelanggan tidak jadi membeli barang yang dijual karena menganggap semua barang yang Anda jual lebih mahal harganya.
5. Value-Based Pricing (VBP)
Value-based pricing merupakan metode menentukan harga jual yang paling unik. Melalui VBP, yang menentukan harga bukanlah si penjual atau produsen seorang, melainkan berdasarkan pendapat konsumen sendiri. Tentu saja, yang dimaksud di sini bukan harga dari masing-masing individu, melainkan konsensus pasar secara keseluruhan.
Biasanya, akan dilakukan riset pasar terlebih dahulu untuk mengetahui berapa harga rela konsumen bayarkan untuk memperolehnya. Dari hasil riset tersebut, barulah produsen atau penjual melakukan penetapan harga jual yang sesuai dengan kemauan pasar.
Tetapi, perlu diingat bahwa tidak semua barang dapat menggunakan metode VBP ini.
Kesimpulan
Demikian pembahasan mengenai cara menentukan harga jual yang tepat. Setelah mengetahui pentingnya proses penentuan harga berikut tips dan trik yang dapat dilakukan, Anda tentu tak lagi risau dengan pematokan harga jual, bukan?
Menguasai cara menentukan harga jual, bukan berarti bisnis Anda sudah sukses. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bisnis Anda tentu memerlukan strategi marketing yang tepat untuk membidik lebih banyak audiens. Terlebih dengan banyaknya kompetitor yang selalu siap menerkam target pasar bisnis Anda.
Untuk itu, Anda tentu harus selalu memantau kompetitor dengan melakukan riset tentang performa bisnisnya.
Melalui produk Compas, Anda dapat melakukan riset pasar sesuai kebutuhan dengan akurat dan cepat. Tertarik untuk memulai? Hubungi kami melalui Contact Us atau DM Instagram Compas, ya!
Source: Dashboard Compas.co.id