Best Supplements! Sido Muncul Juara 1 Top Brand Vitamin C, Brand Anda Urutan Berapa?
Author: Lia Sutiani
Compas.co.id – Imbas pandemi Covid-19, produk kesehatan seperti vitamin C mengalami lonjakan penjualan. Melansir dari Databoks, 94% responden mengaku mengonsumsi vitamin C selama pandemi tersebut.
Sekarang pandemi Covid-19 segera berakhir, apakah tingkat konsumsi vitamin C mengalami penurunan? Riset Tim Compas menunjukkan vitamin C masih jadi produk yang populer untuk menunjang kebugaran tubuh.
Beberapa brand besar yang masuk top brand vitamin C pada awal Januari 2022 di antaranya Blackmores, Zinc, Holisticare, dan Redoxon. Ternyata, juara pertama top brand diraih Sido Muncul pada periode 1-15 September 2022. Lantas, apakah beberapa brand sebelumnya bisa mempertahankan posisinya sebagai top brand?
5 Top Brand Vitamin C di e-Commerce Periode 1-15 September 2022
1. Sido Muncul
Brand lokal asal Semarang ini berhasil menunjukkan performa terbaiknya pada periode ini dengan total penjualan mencapai Rp33.3 juta. Hanya dalam kurun waktu dua minggu, produk vitamin C dari Sido Muncul meraih sales quantity sebanyak 2.537.
Dibandingkan dengan data Compas Dashboard pada Januari 2022, brand tersebut mengalami peningkatan penjualan pada periode ini. Saat itu, brand hanya mampu meraih posisi ketujuh dari 10 top brand vitamin C.
Produk vitamin C dari Sido Muncul tersebut bernama Sido Muncul C-1000. Jika ditelusuri, Sido Muncul C-1000 memang dikemas berbeda dengan produk vitamin C pada umumnya yang berbentuk kapsul atau pil. Produk ini berupa minuman serbuk dalam kemasan sachet dengan varian rasa ekstrak lemon dan sweet orange.
Meski terkesan kurang praktis, minuman tersebut ternyata laku keras di e-commerce. Kira-kira, apa penyebabnya? Dugaan Tim Compas, suplemen dalam bentuk serbuk tersebut bisa jadi alternatif konsumen yang ingin mengonsumsi minuman bernutrisi terutama kaya vitamin C.
Di sisi lain, Sido Muncul sebagai perusahaan penghasil jamu dan obat herbal modern terbesar di Indonesia juga memiliki marketing yang patut dicontoh. Dilansir dari detik.com, strategi yang dimaksud adalah berbagi berkah sambil kampanye produk.
Sejak tahun 2011-2013, perusahaan legendaris tersebut telah menggelontorkan dana US$5 juta untuk iklan sekaligus mempromosikan wisata Labuan Bajo. Kemudian, pada 2021 lalu, Sido Muncul kembali berdonasi dengan membagikan nasi bungkus dan produk unggulannya Tolak Linu tiap seminggu sekali dalam tiga bulan.
Menurut Irwan Hidayat, Direktur Sido Muncul, ini merupakan langkah strategis untuk mendekatkan brand dengan masyarakat secara langsung. Secara bertahap, produk tersebut akan dikenal dan meningkatkan penjualan.
Inilah yang bisa jadi Unique Selling Point (USP) dari brand tersebut sehingga menarik perhatiankonsumen. Tentu saja hal ini turut menaikkan citra baik brand di mata masyarakat sehingga kian populer.
2. Enervon C
Sama halnya dengan Sido Muncul, Enervon C juga sukses naik peringkat dua sebagai top brand vitamin C pada periode ini. Sebelumnya, brand tersebut berada pada posisi lima pada Januari 2022.
Total penjualan vitamin C brand tersebut memperoleh angka Rp75.1 juta dengan sales quantity sebanyak 1.679. Adapun untuk market share-nya lebih tinggi dibandingkan Sido Muncul, yakni sebesar 0,1%.
Brand ini memang mudah dikenal dengan slogannya “Biar Tidak Gampang Sakit”. Dengan slogan tersebut, brand awareness produk bisa melonjak sehingga penjualannya naik.
Hasil penelusuran Tim Compas menunjukkan, secara strategi Enervon C juga berkolaborasi dengan beberapa platform kesehatan digital untuk mempromosikan produknya. Terhitung, ada tiga platform kesehatan digital yang mengiklankan produk tersebut melalui situs resminya.
Situs tersebut dikenal sebagai platform konsultasi kesehatan yang sudah banyak dipercaya masyarakat. Maka, secara tidak langsung situs tersebut merekomendasikan produk vitamin C ini melalui konten artikelnya.
3. Blackmores
Berbeda dengan dua brand sebelumnya, justru Blackmores mengalami penurunan posisi pada periode ini. Blackmores turun ke peringkat tiga sebagai top brand vitamin C di e-commerce, sementara awal 2022 berhasil meraih juara pertama.
Meski begitu, total penjualan Blackmores termasuk tertinggi di antara brand lainnya. Total penjualan produk vitamin C tersebut sebesar Rp209.3 juta. Sementara sales quantity-nya sebanyak 1.509.
Blackmores memiliki visi “Be a Well Being” yang bermakna “Menjadi Kesejahteraan”. Visi yang selaras dengan produk yang ditawarkan.
Brand tersebut sebenarnya berasal dari Australia dan termasuk salah satu merek suplemen terkenal di sana. Penjualan resminya melalui PT Kalbe Farma Tbk, perusahaan yang bergerak di industri farmasi sejak 1966 sehingga nama brand tersebut pun sudah populer di masyarakat.
4. Holisticare
Peringkat keempat produk vitamin C terbaik periode ini dipegang oleh Holisticare. Produk yang diiklankan oleh Sandra Dewi tersebut sukses meraih penjualan sebesar Rp43.7 juta dengan sales quantity senilai 1.115.
Pencapaian Holisticare tersebut patut dipuji mengingat pada awal Januari 2022, brand ini belum mampu masuk 10 top brand vitamin C terlaris. Artinya, terjadi peningkatan penjualan produk sepanjang September 2022.
Dalam promosinya, Holisticare cukup aktif memasarkan produknya di Instagram dengan konten seputar kesehatan yang diselingi diskon atau kuis berhadiah. Ini termasuk cara menjalin komunikasi dengan audiens agar konsumen tetap setia.
5. Imboost
Bernasib sama dengan Holisticare, brand Imboost juga naik peringkat pada bulan ini dengan total penjualan senilai Rp34.1 juta. Adapun sales quantity produknya berada pada angka 1.019.
Brand di bawah naungan PT Soho Global Health Tbk (SOHO) tersebut juga gencar melakukan promosi melalui media sosial, yakni Instagram @imboostid dan @imboostforce_id. Tak hanya itu, Direktur dan Sekretaris SOHO, Yuliana Tjhai, juga mengungkapkan bahwa perusahaan akan menggenjot penjualan dengan inovasi produk.
Imboost juga aktif melakukan kampanye melalui edukasi kesehatan berupa webinar yang dihadiri brand ambassador dari kalangan artis, yaitu Titik Kamal dan Christian Sugiono. Melalui strategi tersebut, brand bisa mengedukasi masyarakat sekaligus mendekatkan diri dengan konsumen.
Kesimpulan
Berdasarkan data dan ulasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi persaingan antar brand-brand besar dalam penjualan vitamin C di e-commerce. Perubahan posisi top brand dari periode lalu ke sekarang juga membuktikan bahwa penjualan produk brand ternama tidak selalu konsisten.
Dengan data penjualan tersebut, perusahaan bisa menganalisis performa bisnis dan kompetitornya. Perusahaan dapat memperoleh data penjualan tersebut melalui riset pasar. Tentunya, riset pasar tersebut harus sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan.
Melalui data Compas Dashboard, Anda dapat melakukan riset pasar sesuai kebutuhan dengan akurat dan cepat. Tertarik untuk memulai? Hubungi kami melalui Team Compas atau DM Instagram Compas, ya!
Selain itu, Anda juga bisa menjajal 30 menit Demo Compas Dashboard secara gratis dengan cara KLIK DI SINI!
Source: Dashboard Compas.co.id