Marak Promosi Produk Jalur Idol K-pop, Profit atau Tidak?
Author: Lia Sutiani
Compas.co.id – Demam Korea atau Hallyu Wave di Indonesia bukanlah hal baru. K-pop sendiri mulai masuk di Indonesia pada tahun 2011. Kini, industri K-pop kian melejit dalam datu dekade terakhir. Merebaknya musik K-pop telah menghadirkan jutaan penggemar baru di tanah air. Hal tersebut tidak terlepas dari pesatnya penggunaan teknologi digital, terutama media sosial.
Riset Twitter dari tanggal 1Juli 2020 hingga 30 Juni 2022, mencatat ada sekitar 7,5 miliar cuitan yang berkaitan dengan K-pop. Angka tersebut berhasil memecahkan rekor sebelumnya yang mencapai 6,1 miliar kicauan pada tahun sebelumnya. Bahkan, laporan resmi #KpopTwitter pada tahun 2020 menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat satu sebagai negara paling banyak cuitan tentang K-pop.
Data tersebut membuktikan bahwa penggemar K-pop di Indonesia sangatlah tinggi. Bagi para pelaku bisnis terutama marketer, tentu potensi tersebut tidak bisa disia-siakan begitu saja.
Hasilnya, saat ini banyak brand lokal memilih berkolaborasi dengan idol K-pop untuk mendorong pertumbuhan pasar.
Siapa Saja Brand Lokal yang Promosi Produk Lewat Idol K-pop?
Salah satu raksasa e-commerce di Indonesia, Tokopedia, berhasil mencuri perhatian para penggemar K-pop dengan menunjuk BTS dan Blackpink sebagai brand ambassador. BTS dan Blackpink merupakan idol K-pop Korea Selatan yang sekarang telah menjadi mega bintang global.
Penunjukkan idol K-pop sebagai brand ambassador juga merambah pada industri lainnya seperti kecantikan dan F&B. Beberapa brand lokal yang menjadikan idol K-pop sebagai strategi marketing, yakni Whitelab (Oh Sehun dari EXO), Scarlett (Twice), Somethinc (NCT Dream), Mie Sedaap (Siwon dari Super Junior), Lemonilo (NCT Dream), dan masih banyak lainnya.
Dikutip dari laman Kadadata, CEO Tokopedia pada 2021 mengungkap, pemilihan idol K-pop sebagai BA tersebut berhasil meningkatkan brand awareness dengan 100 juta lebih orang Indonesia yang mengunjungi e-commerce tersebut setiap bulannya. Lantas, apakah promosi produk lewat idol K-pop hingga kini masih efektif?
Kolaborasi Idol K-pop dan Brand Lokal, Survei Buktikan Harga Tetap Jadi Pertimbangan Utama
Meski idol K-pop adalah seseorang yang begitu diidolakan, bukan berarti berpengaruh seutuhnya terhadap pola konsumsi para penggemarnya. Terbukti, hasil survei Kadata Insight Center (KIC) menunjukkan bahwa sekitar 71% penggemar hiburan Korea Selatan di Indonesia lebih mengutamakan harga dalam berbelanja.
Sementara penggemar K-pop yang membeli produk karena idolanya hanya sebesar 20% saja. Alih-alih belanja karena dipromosikan oleh sang idola, justru para penggemar K-pop tersebut lebih tertarik oleh diskon, ulasan konsumen, kehalalan produk, hingga iklannya.
Bukti lebih lanjut dapat dilihat pada data penjualan mie instan goreng di e-commerce. Riset Tim Compas menemukan bahwa Indomie tetap setia sebagai top brand mie instan goreng terlaris di Indonesia dengan total penjualan sebesar 53,7%.
Adapun kompetitornya, yakni Lemonilo hanya mampu menduduki posisi keempat sebagai produk mie instan goreng terlaris pada Januari 2022. Padahal, brand mie instan sehat tersebut sempat naik daun dengan NCT Dream sebagai brand ambassador.
Apabila dibandingkan dari segi harga, produk mie instan Indomie memang lebih terjangkau. Ini hanyalah contoh kasus di mana masyarakat Indonesia cenderung mempertimbangkan harga ketimbang siapa yang mempromosikannya.
Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa promosi produk melalui idol K-pop di Indonesia belum bisa jadi strategi jitu untuk meningkatkan penjualan. Ada berbagai faktor utama yang sebaiknya lebih diperhatikan seperti faktor harga, diskon, dan ulasan.
Riset KIC: 48% Responden Beli Produk dari Rekomendasi Artis K-popMeski tidak semua brand sukses menerapkan promosi produk lewat artis K-pop, tetap saja strategi tersebut memiliki pengaruh cukup besar pada penggemarnya. Pengaruh tersebut dapat dilihat saat konsumen memilih produk yang akan dibeli.
Hasil survei Katadata Insight Center (KIC) dan Zigi.id menemukan bahwa sebanyak 48% responden mengaku membeli produk yang direkomendasikan oleh idol K-pop maupun artis K-drama. Sementara sisanya, 52% responden menyatakan tidak membeli produk berdasarkan rekomendasi para idolanya.
Kepopuleran idol K-pop memang dirasa bisa meningkatkan brand awareness sehingga masyarakat mudah mengenali produk tersebut. Kenyataannya, menurut survei IDN Times pada 2019, penggemar K-pop di Indonesia didominasi oleh kalangan berusia 20-25 tahun (40,7%).
Artinya, pemilihan idol K-pop sebagai brand ambassador dapat menjadi strategi marketing yang tepat apabila ada kesesuaian target pasar dengan market industri K-pop. Dalam menjalankan strategi marketing, perusahaan juga membutuhkan riset yang sesuai kebutuhan bisnis.
Melalui produk Compas, Anda dapat melakukan riset pasar sesuai kebutuhan dengan akurat dan cepat. Tertarik untuk memulai? Hubungi kami melalui Team Compas atau DM Instagram Compas, ya!
Selain itu, Anda juga bisa menjajal 30 menit Demo Compas Dashboard secara gratis dengan KLIK DI SINI!
Atau Anda berminat dengan data KIC tersebut? Unduh laporan lengkap hasil Survei Potret Aktivitas dan Belanja Penggemar Hiburan Korea di Indonesia melalui tautan ini.