Tren FMCG di E-Commerce 2024: Strategi Pricing, Performa Marketplace, dan Peluang bagi Brand

Author: Intan Andini

compas.co.id E-commerce terus menjadi kanal utama bagi industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia, dengan pertumbuhan yang pesat dalam berbagai kategori produk. Konsumen kini semakin terbiasa berbelanja secara online, baik untuk kebutuhan perawatan tubuh, skincare, hingga produk kewanitaan.

Namun, di balik pertumbuhan ini, muncul pola konsumsi yang semakin kompleks, di mana harga, jenis produk, serta preferensi marketplace memainkan peran penting dalam keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan data dari Compas Market Insight Dashboard, terdapat beberapa tren utama yang dapat menjadi peluang bagi brand dalam menyusun strategi yang lebih efektif.

Bagaimana pola ini mempengaruhi strategi pricing dan pemilihan marketplace? Simak ulasan berikut untuk memahami tren FMCG di e-commerce sepanjang 2024.

Saat ini, harga masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian di e-commerce. Dari hasil analisis pada Januari–Oktober 2024, ditemukan bahwa produk dengan harga di bawah Rp100 ribu mencatat penjualan tertinggi, terutama di Shopee yang memiliki volume transaksi terbesar. Namun, setiap marketplace memiliki karakteristik yang berbeda dalam distribusi harga.

Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa Shopee masih menjadi pilihan utama untuk produk dengan harga lebih terjangkau, sementara TikTok Shop menjadi platform yang menarik bagi produk dengan harga menengah hingga premium, berkat fitur live shopping yang meningkatkan kepercayaan konsumen.

Kategori FMCG yang Berkembang Pesat di E-Commerce

Sejumlah kategori produk FMCG mencatat peningkatan signifikan di e-commerce sepanjang tahun ini. Body lotion butter, parfum & wewangian, skincare pria, serta produk kewanitaan adalah beberapa kategori yang mengalami lonjakan permintaan.

📌 Perawatan Tubuh: Body Lotion Butter Naik 16%
Nilai penjualan produk body lotion butter meningkat 16% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total transaksi mencapai Rp1,6 triliun. Konsumen lebih banyak mencari produk di bawah Rp50 ribu, dengan total 29,7 juta unit terjual.

Tren ini menunjukkan bahwa harga yang lebih terjangkau dan strategi bundling semakin diminati, dengan banyak brand menawarkan paket perawatan kulit untuk menarik konsumen.

Data menunjukkan bahwa Shopee menjadi marketplace yang paling potensial untuk menjual Body Lotion Butter, dengan kontribusi nilai penjualan mencapai 48,4% (Rp1,45 triliun). Shopee terus memimpin pasar berkat kemudahan akses dan berbagai promosi yang menarik bagi konsumen.

Namun, TikTok Shop menunjukkan persaingan yang signifikan dengan kontribusi 43% (Rp1,28 triliun). TikTok Shop berhasil menarik perhatian konsumen melalui fitur live shopping dan pengalaman interaktif yang ditawarkan. Di posisi berikutnya, Tokopedia menyumbang 3,6% (Rp106,4 miliar), sementara Lazada dan Blibli memiliki kontribusi yang lebih kecil, masing-masing sebesar 5% (Rp152,5 miliar) dan 0,1% (Rp4,3 miliar).

Tren ini memperlihatkan bagaimana Shopee dan TikTok Shop bersaing ketat untuk mendominasi kategori ini, sementara platform lainnya tetap berusaha untuk mempertahankan relevansi di pasar e-commerce yang dinamis.

📌 Parfum & Wewangian: Pertumbuhan Rp1,4 Triliun
Industri parfum juga mencatat pertumbuhan yang tinggi, dengan tambahan nilai penjualan sebesar Rp1,4 triliun dalam dua tahun terakhir. Mayoritas konsumen membeli parfum dengan harga di bawah Rp100 ribu, dengan 69,3 juta unit produk terjual.

Produk wewangian semakin menarik perhatian, terutama berkat brand lokal yang menghadirkan varian parfum berkualitas dengan harga yang lebih kompetitif. Marketplace yang paling banyak digunakan adalah:

Shopee kembali membuktikan dirinya sebagai marketplace utama dalam kategori Parfum & Wewangian, dengan total penjualan mencapai Rp2,2 Triliun atau 58,8% dari pangsa pasar.

Sementara itu, TikTok Shop menunjukkan performa yang kuat dengan kontribusi 23,7% (Rp890 Miliar), menjadi pilihan utama konsumen untuk pengalaman belanja yang interaktif. Tokopedia berada di posisi ketiga dengan 11,2% (Rp421 Miliar), tetap relevan di tengah persaingan ketat.

📌 Skincare Pria Meningkat 256% dalam Setahun
Kategori perawatan pria berkembang pesat, dengan nilai transaksi mencapai Rp850 miliar. Lonjakan ini didorong oleh meningkatnya kesadaran pria akan pentingnya perawatan kulit dan rambut.

Sebagian besar konsumen memilih produk di bawah Rp100 ribu, dengan total 3,8 juta unit terjual. Brand lokal seperti Kahf, Clorismen, dan Bromen semakin dipercaya konsumen, menunjukkan peluang besar bagi produk-produk lokal di kategori ini.

Data menunjukkan bahwa TikTok Shop menjadi marketplace utama dalam kategori Skincare Pria, dengan kontribusi nilai penjualan mencapai 67,4% (Rp197 miliar). TikTok Shop berhasil menarik perhatian konsumen pria berkat fitur live shopping yang interaktif dan pengalaman belanja yang unik.

Sementara itu, Shopee berada di posisi kedua dengan kontribusi 30,1% (Rp88 miliar), menunjukkan kekuatannya sebagai salah satu platform favorit untuk produk skincare pria. Tokopedia dan Lazada menyusul dengan kontribusi masing-masing sebesar 1,7% (Rp5 miliar) dan 0,8% (Rp2,3 miliar).

Tren ini mencerminkan pergeseran preferensi konsumen pria yang semakin memperhatikan kebutuhan perawatan kulit mereka, sekaligus memperlihatkan persaingan ketat antara marketplace besar di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dalam kategori ini.

📌 Produk Kewanitaan: Pertumbuhan 34% dengan Strategi Bundling yang Efektif
Kategori produk kewanitaan seperti panty liner dan menstrual cup mencatat pertumbuhan nilai penjualan 34% dibanding tahun sebelumnya.

Sebagian besar produk terlaris di kategori ini dijual dalam bentuk bundling, dengan konsumen lebih memilih produk dengan harga di bawah Rp50 ribu, sebanyak 1,1 juta unit terjual.

Data menunjukkan bahwa Shopee memimpin dengan kontribusi nilai penjualan mencapai 44,6% (Rp209 miliar), diikuti oleh TikTok Shop dengan 35,6% (Rp167 miliar). Kedua platform ini menjadi pilihan utama konsumen untuk kategori produk kewanitaan seperti lotion untuk body & face serta soothing care.

Sementara itu, Tokopedia berada di urutan ketiga dengan 12,5% (Rp59 miliar), diikuti oleh Lazada dengan 7,2% (Rp34 miliar). Menariknya, Blibli memiliki kontribusi yang kecil namun tetap relevan.

Tren ini memperlihatkan bagaimana marketplace besar di Indonesia bersaing untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam kategori FMCG, khususnya produk kewanitaan.

Dengan pertumbuhan pesat dalam berbagai kategori produk FMCG, brand memiliki peluang besar untuk terus berkembang di e-commerce. Memahami preferensi harga, memilih marketplace yang sesuai, serta menggunakan strategi pricing yang efektif akan menjadi kunci sukses dalam menghadapi perubahan pasar.

📊 Ingin tahu lebih dalam tentang tren e-commerce di kategori FMCG? Kunjungi Compas Market Insight Dashboard untuk mendapatkan data dan insight terbaru yang membantu bisnis Anda berkembang lebih cepat!

📍 Cek layanan lengkap kami di sini:
👉 Hubungi Kami untuk Demo

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kerjasama dengan kami

Kembangkan Bisnis Online Anda dengan Data Market Ter-update dari Compas

Kerjasama dengan kami

Kembangkan Bisnis Online Anda dengan Data Market Ter-update dari Compas

logo-compas-putih-kecil-v1-156x40

Compas hadir dari tim yang sama yang mengembangkan Telunjuk.com, sebuah perusahaan teknologi di Jakarta, Indonesia. Compas berfokus pada business intelligence tools, contohnya Market Insight pasar e-commerce, dan memberikan solusi aktif untuk membawa bisnis Anda semakin berkembang dengan strategi bisnis yang tepat.

Compas.co.id

Copyright © 2025 Compas.co.id by PT Telunjuk Komputasi Indonesia

Whatsapp Button CTA

Tinggalkan pesan untuk kami

Halo, kami ingin mengenal Anda lebih dalam agar kami bisa memberikan bantuan yang terbaik.