logo-compas-biru-kecil-v1-156x40
Compas Market Insight Dashboard: Dampak Boikot Bagi Brand Perawatan dan Kecantikan di Indonesia

Compas Market Insight Dashboard: Dampak Boikot Bagi Brand Perawatan dan Kecantikan di Indonesia

Author: Nabila Suci Andini

Compas.co.idDalam artikel di bawah ini, Compas.co.id akan membahas lebih detail mengenai efek yang ditimbulkan dari adanya gerakan boikot terhadap kategori perawatan dan kecantikan di Indonesia. Umumnya gerakan boikot ini dilakukan terhadap produk-produk yang berasal dari Israel atau yang berafiliasi dengan negara tersebut. Gerakan ini dimulai pada tahun 2021 dan masih berlangsung hingga saat ini.

Hasil Monitoring Compas.co.id: Lebih dari Setengah Brand Beauty Care yang Terboikot Mengalami Penurunan Penjualan!

Berdasarkan hasil pemantauan terhadap 86 brand perawatan dan kecantikan yang diboikot, terdapat 57% brand yang mengalami penurunan penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa kampanye boikot tersebut memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap brand-brand yang diboikot, namun penting untuk dicatat bahwa dampak boikot tidak merata terhadap semua brand. Hal tersebut dikarenakan sebanyak 43% brand yang diboikot justru mengalami pertumbuhan penjualan, sehingga dapat dikatakan bahwa efektivitas boikot dalam menurunkan penjualan brand pada kategori Beauty Care tidak selalu terjamin.

kampanye boikot dapat menjadi alat yang efektif untuk menekan brand agar mengubah sikapnya terhadap isu-isu tertentu, akan tetapi dampak boikot terhadap brand tidak seragam dan bervariasi. Brand perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi dampak boikot dan mengembangkan strategi yang tepat untuk meresponsnya.

Manufaktur Lokal Tunjukkan Eksistensi pada Kategori Beauty Care

Berdasarkan data yang dipantau oleh Compas.co.id, isu boikot yang terjadi juga mampu mendorong penjualan hingga 13,8% pada manufaktur lokal, sehingga dapat disimpulkan bahwa boikot tidak selalu berdampak negatif terhadap penjualan, walaupun mayoritas manufaktur global mencatatkan penjualan negatif selama periode boikot, data milik Compas.co.id temukan adanya 2 manufaktur global yang diboikot justru berhasil bertahan dan mengalami pertumbuhan penjualan positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dampak boikot terhadap penjualan manufaktur global, salah satunya adalah kualitas produk dan layanan manufaktur, dimana manufaktur dengan produk dan layanan berkualitas tinggi umumnya lebih tahan terhadap boikot dibandingkan manufaktur dengan produk dan layanan berkualitas rendah.oleh karena itu, industri manufaktur, baik di tingkat lokal maupun global, harus memahami komponen yang mempengaruhi dampak boikot dan membuat rencana yang tepat untuk mengatasi hal tersebut.

Boikot Tak Selalu Negatif: Dua Brand pada Kategori Sabun Mandi Raih Kenaikan Penjualan Tertinggi

Dampak boikot terhadap beberapa brand perawatan dan kecantikan dapat dilihat pada data Compas Market Insight Dashboard yang menunjukkan bahwa pada kategori sabun mandi, terdapat 2 brand yang tidak terboikot, yakni brand GIV dan Nuvo berhasil memanfaatkan momentum, sehingga mampu meningkatkan penjualan positif hingga 8,5%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dampak boikot tidak selalu negatif, bahkan gerakan boikot yang dilakukan hingga saat ini dapat memberikan peluang bagi brand lain untuk meningkatkan penjualan. Compas.co.id juga menemukan data lain, yakni terdapat 2 brand sabun mandi yang diboikot mengalami penurunan penjualan tajam di angka 9,2%. Penurunan ini menunjukkan bahwa boikot juga dapat berdampak signifikan terhadap penjualan brand, terutama pada brand yang memang menjadi target utama untuk diboikot.

Terdampak Boikot, Penjualan Brand Deodorant Ini Anjlok!

Boikot yang terjadi tidak hanya berdampak pada kategori Beauty Care dan Sabun, tetapi juga kategori Deodoran. Pada kategori Deodoran, penjualan brand yang diboikot mengalami penurunan hingga 13,5%. Di sisi lain, brand Posh dan Kahf justru mengalami peningkatan penjualan sebesar 19,3% selama periode boikot.

Boikot Berdampak Positif! Penjualan 2 Brand Body Lotion Ini Naik!

Boikot yang terjadi juga berdampak pada kategori Body Lotion. Pada kategori ini, terdapat 2 brand yang justru mengalami peningkatan penjualan, yaitu Marina dan Emeron, dengan masing-masing 8% dan 17,5%. Di sisi lain, beberapa brand Body Lotion yang diboikot mengalami penurunan penjualan hingga 8%, namun, penting untuk dicatat bahwa terdapat satu brand yang diboikot pada kategori ini yang justru mencatatkan penjualan positif, meskipun tipis, yaitu 0,7%.

Efek Boikot pada Kategori Pelembab Wajah Turunkan Penjualan Hingga 21,5%

Boikot juga berdampak pada penjualan pelembab wajah. Tiga merek, Wardah, Marina, dan Emina, masing-masing mengalami peningkatan penjualan 38,7%, menunjukkan bahwa boikot tidak selalu buruk dan bahkan dapat membantu merek lain meningkatkan penjualan. Sebaliknya, merek pelembab wajah yang diboikot mengalami penurunan penjualan sebesar 21,5%.Penurunan ini menunjukkan bahwa boikot dapat mempengaruhi penjualan merek secara signifikan, terutama merek yang menjadi target utama untuk di boikot. 

Kesimpulan

Secara umum, boikot menyebabkan penurunan penjualan pada 57% brand yang diboikot, namun, dampaknya tidak merata, karena terdapat 43% brand yang diboikot justru mengalami peningkatan penjualan. Pada data manufaktur lokal menunjukkan peningkatan penjualan di tengah boikot dengan peningkatan penjualan hingga 13,8%. Di sisi lain, 2 manufaktur global yang diboikot justru turut serta menunjukkan keberhasilan pertumbuhan penjualan positif.

Compas Market Insight Dashboard

Boikot tidak selalu negatif. Dua brand sabun mandi, GIV dan Nuvo, berhasil meningkatkan penjualan positif hingga 8,5% tanpa diboikot. Dua brand body lotion, Marina dan Emeron, juga mengalami peningkatan penjualan masing-masing 8% dan 17,5%, namun, boikot juga menurunkan penjualan beberapa brand secara signifikan. Penurunan penjualan tertinggi terjadi pada kategori deodoran dengan penurunan hingga 13,5% dan kategori pelembab wajah dengan penurunan hingga 21,5%.

Dampak boikot terhadap brand-brand perawatan dan kecantikan di Indonesia beragam, tergantung pada berbagai faktor seperti manufaktur lokal vs global, kualitas produk, dan strategi brand dalam merespons boikot. Boikot dapat menjadi alat yang efektif untuk menekan brand, namun tidak selalu berdampak negatif dan bahkan dapat memberikan peluang bagi brand lain untuk meningkatkan penjualan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kerjasama dengan kami

Kembangkan Bisnis Online Anda dengan Data Market Ter-update dari Compas

Kerjasama dengan kami

Kembangkan Bisnis Online Anda dengan Data Market Ter-update dari Compas

logo-compas-putih-kecil-v1-156x40

Compas hadir dari tim yang sama yang mengembangkan Telunjuk.com, sebuah perusahaan teknologi di Jakarta, Indonesia. Compas berfokus pada business intelligence tools, contohnya Market Insight pasar e-commerce, dan memberikan solusi aktif untuk membawa bisnis Anda semakin berkembang dengan strategi bisnis yang tepat.

Compas.co.id

Follow Us

Copyright © 2020 Compas.co.id by PT Telunjuk Komputasi Indonesia

Tinggalkan pesan untuk kami

Halo, kami ingin mengenal Anda lebih dalam agar kami bisa memberikan bantuan yang terbaik.