Sales Value 156 dari 206* Brand yang Disinyalir Terafiliasi Israel Menurun, Sementara Manufaktur Lokal Meningkat
Author: Bayu Wardhana
Compas.co.id – Kampanye “Eyes on Rafah” yang viral pada 28 Mei 2024 diikuti dengan munculny gerakan boikot produk-produk yang diduga berafiliasi dengan Israel. Sebagai 1st E-commerce Insight di Indonesia, Compas.co.id bergerak cepat dan cermat dalam memonitoring perkembangan pasar di industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG), khususnya saat kampanye tersebut viral di platform Shopee dan Tokopedia, mulai dari tanggal 19 Mei hingga 15 Juni 2024. Dengan mengetahui bahwa kampanye tersebut dapat berdampak besar pada pasar e-commerce Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia. Pada periode ini, Compas.co.id menemukan total jumlah produk terjual (sales quantity) dari 206 brand yang diduga berafiliasi dengan Israel alami penurunan penjualan 3% dibandingkan dua minggu sebelumnya, yakni dari 6.884.802 jumlah produk terjual turun ke 6.673.745 produk terjual. Penurunan yang lebih jelas terlihat dari periode 1 hingga 7 Juni 2024, ketika sektor FMCG e-commerce turun 7% dari 2.407.460 produk ke 2.223.273 produk.
“Penurunan jumlah produk terjual dikarenakan brand-brand yang terdampak dari aksi boikot pasca viralnya kampanye “Eyes on Rafah” di media sosial. Berdasarkan data dashboard Compas.co.id, pada periode 2 – 15 Juni 2024 sebanyak 37 kategori produk ibu & bayi masuk dalam list boikot, dan 92% diantaranya mengalami penurunan jumlah produk terjual, sementara pada brand kesehatan, sebanyak 29 brand yang masuk ke list noikot, 74% diantaranya turut alami penurunan jumlah produk terjual dibandingkan dengan 2 minggu sebelumnya. Begitu pun pada kategori makanan & minuman, sebesar 74% dari 75 brand yang terboikot tunjukkan hasil adanya penurunan jumlah produk terjual, di sisi lain 85 brand di kategori perawatan & kecantikan atau sebesar 62% diantaranya turut serta alami penururun,” terang Hanindia Narendrata selaku Co-founder & CEO Compas.co.id.
Boikot Produk Global, Peluang Produk Lokal Untuk Meningkatkan Market Share?
Berdasarkan riset yang dilakukan, Narendrata menjelaskan bahwa Compas.co.id mendapatkan temuan menarik. Konsumen yang mengikuti aksi boikot cenderung mengganti produk dengan brand lain yang tidak terafiliasi Israel, dan lebih memilih brand lokal sebagai substitusi produk.
Berdasarkan studi kasus dari data Compas.co.id pada kategori perawatan dan kecantikan. Terlihat bahwa manufaktur A, manufaktur B, dan manufaktur C sebagai brand global yang terdampak boikot mengalami penurunan jumlah produk terjual masing-masing 5,5%, 3,6% & 1,5%. Di saat yang sama Wings Group sebagai salah satu perusahaan nasional mengalami peningkatan jumlah produk terjual hingga 21,8%, diikuti oleh manufaktur lainnya seperti Paragon Technology and Innovation yang meningkat 5,7%, Kinocare Era Kosmetindo 5,0%, dan Tempo Scan 3,1%. Pada kategori perawatan kecantikan masih ditemukan brand global yang mengalami kenaikkan pada periode campaign ini, yaitu KAO sebanyak 6,5%, dan 2 manufaktur yang brandnya masuk ke dalam list boikot namun masih bertumbuh masing-masing 4,2% dan 2%.
Hal serupa juga terjadi di kategori makanan dan minuman dimana brand A, B, C, D & E sebagai manufaktur brand global mengalami penurunan jumlah produk terjual masing-masing sebanyak 14,9%, 13,36% (untuk B & C), 7,8%, dan 5,3%, sementara beberapa manufaktur nasional mengalami pertumbuhan yang signifikan. Sebut saja Mayora yang mengalami peningkatan jumlah produk terjual sebanyak 9%, disusul oleh Wings Group 4,7%, Gunung Slamet Slawi 1,7% (GSS), dan Frisian Flag 0,7%.
Sedikit perbedaan terjadi di kategori kesehatan, dimana manufaktur yang disinyalir terafiliasi dengan Israel turun hingga 15,4%, namun tetap terdapat global brand seperti Bayer yang dapat tumbuh dengan pesat di periode ini, dimana jumlah produk terjualnya naik 25,9%. Meskipun meningkat cukup tinggi, brand nasional masih menjadi jawara yang mengalami peningkatan paling Tinggi. Wings Group tetap menjadi brand yang mengalami peningkatan paling signifikan di kategori ini, dimana jumlah produk terjualnya meningkat 28,9%, yang kemudian disusul oleh Tempo Scan Group yang naik 0,9%.
Perubahan dari brand global ke brand lokal di kategori ibu & bayi yang paling terlihat jika dibandingkan dengan kategori FMCG lainnya. Dimana pada kategori ini manufaktur global mengalami penurunan jumlah produk terjual hingga mencapai angka 18,3%. Di sisi lain, manufaktur nasional seperti Wings Group Jumlah Produk Terjualnya meroket 38,5%, diikuti oleh Tempo Scan Group 12,6%, dan Inovasi Teknologi Untung Berkah mengalami peningkatan sebanyak 11,1%. Jika dilihat berdasarkan data manufaktur, kategori ibu dan bayi menjadi yang paling terdampak jika dibandingkan kategori lain di FMCG.
“Melihat pantauan terkini melalui sosial media, diperkirakan gerakan boikot masih akan berlanjut. Kami juga akan terus menyediakan informasi updatenya melalui kanal sosial media Compas.co.id. Sebagai #1 E-commerce Market Insight for FMCG Brands, Compas.co.id berupaya untuk terus memberikan insight teraktual bagi para pelaku bisnis E-commerce di sektor FMCG. Kami berharap publikasi ini dapat menjadi actionable insight yang dapat membantu membangun strategi bisnis dan mengambil keputusan terbaik berdasarkan pada data,” tutup Narendrata.
*list boikot berdasarkan BDnaash.com