Mana yang Lebih Untung? Inilah Perbedaan Reseller dan Dropship
Author: Ivana Deva Rukmana
Compas.co.id – Dalam menjalankan bisnis, ada berbagai step yang harus dilewati hingga akhirnya Anda dapat menjual produk jadi ke customer.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam memulai bisnis adalah menentukan dan merancang produk yang akan dijual, melakukan quality control, dan menyiapkan packaging sebelum akhirnya tercipta produk siap jual.
Masalahnya, bagi Anda yang mempertimbangkan bisnis sebagai pekerjaan sampingan, melewati step by step tersebut tentu tak mudah dilakukan karena memakan banyak waktu. Apalagi jika Anda adalah seorang pekerja kantoran yang harus mendedikasikan 45 jam per minggu untuk pekerjaan utama Anda.
Namun, jangan terlalu khawatir. Kini, ada bisnis bernama reseller dan dropship yang memungkinkan Anda untuk memulai bisnis tanpa harus merancang produk baru dari awal. Sebab, bisnis model reseller dan dropship hanya mengharuskan Anda untuk mencari supplier produk.
Akan tetapi, meski sama-sama membutuhkan supplier, nyatanya terdapat perbedaan yang besar antara reseller dan dropship. Apa saja perbedaannya? Simak artikel ini sampai tuntas untuk mengetahui jawabannya!
Apa itu Reseller?
Jika diartikan secara harfiah, reseller dapat dibilang sebagai “orang yang menjual kembali”. Jadi, secara sederhana, reseller adalah seorang penjual yang menjual kembali produk dari produsen atau supplier.
Untuk lebih rincinya, reseller merupakan sebuah unit usaha atau seseorang yang membeli produk dari supplier untuk dijual kembali kepada konsumen. Salah satu bentuk bisnis yang cukup sering memanfaatkan sistem reseller adalah retail.
Apa itu Dropship?
Dilansir dari Majoo.is, bisnis dropship belakangan ini menjadi metode bisnis online yang cukup populer karena tidak mengharuskan pelaku bisnis untuk menyetok barang.
Dropship adalah salah satu metode bisnis di mana produk yang dijual tidak melalui penyetokan, tetapi dibeli langsung dari supplier sebagai pihak ketiga— baik itu produsen maupun distributor besar— lantas supplier mengirimkan produk kepada konsumen sesuai pesanan.
Pelaku bisnis dropship disebut sebagai dropshipper. Seorang dropshipper hanya bertugas untuk membuka toko online dan mempromosikan produk milik supplier. Sementara itu, proses produksi, pengemasan, sampai pengiriman akan diselesaikan oleh pihak produsen. Menarik, bukan?
3 Perbedaan Reseller dan Dropship
1. Perbedaan Reseller dan Dropship Berdasarkan Cara Kerja
Perbedaan reseller dan dropship bisa dilihat dari cara kerja mereka. Reseller itu bisa dibilang mirip-mirip dengan pedagang. Mereka harus lebih dulu membeli barang sebelum menjualnya ke konsumen.
Reseller memperoleh barang dari supplier atau distributor. Setelah mendapatkan barang dengan jumlah tertentu, baru reseller menjualnya.
Beda lagi dengan dropshipper. Cara kerja dropship adalah menawarkan barang ke konsumen lebih dulu terus kalau dapat order, nantinya diteruskan ke supplier atau distributor. Nantinya supplier atau distributor yang terima order mengirimkan barang ke konsumen.
2. Perbedaan Reseller dan Dropship Berdasarkan Modal
Kalau ditanya mana yang mengeluarkan modal minim, jawabannya adalah dropship. Mengapa?
Pasalnya, dropship tidak harus membeli barang supaya bisa menjual. Cukup modal pulsa, paket data dan informasi, pekerjaan ini sudah bisa dilakukan.
3. Perbedaan Reseller dan Dropship Berdasarkan Risiko yang Ditanggung
Bekerja sebagai reseller atau dropship bukan berarti tanpa risiko. Ada sejumlah konsekuensi yang bakal dialami menjalani kedua pekerjaan sampingan tersebut.
Meski terlihat gampang, menjadi dropship nyatanya ada kekurangannya juga. Sekadar diketahui, namanya barang tidak selamanya selalu tersedia di supplier.
Di sinilah pesanan yang datang mau tidak mau harus Anda tolak karena tidak ada ketersediaan barang. Kalau sudah begini, Anda bisa tidak dapat pemasukan.
Ujung-ujungnya, seandainya barang kosong lama, Anda harus berhenti sementara berdagang hingga stok barang terisi kembali.
Untuk risiko dari reseller, pastinya sudah bisa Anda bayangkan. Misalnya, banyak barang yang tidak laku terjual, sudah pasti mereka mengalami kerugian. Mau tidak mau, barang yang tersisa dijual rugi daripada tidak laku sama sekali.
Mana Lebih Untung, Reseller atau Dropship?
Setelah mengenal berbagai perbedaan reseller dan dropship, mungkin sekarang Anda bertanya-tanya, manakah yang lebih untung?
1. Keuntungan dari Sisi Timing Pengiriman
Dari sisi timing pengiriman, reseller diuntungkan karena memiliki stok barang yang ingin dijual langsung kepada pelanggan. Sebagai reseller, Anda secara pasti terkait mengetahui jumlah stok yang tersedia dan kapan waktu yang dapat Anda tentukan untuk mengirimkan barang tersebut.
Untuk bisnis dropship, Anda agak tidak diuntungkan dari sisi timing pengiriman. Sebab, ketika ada pelanggan yang memesan barang ke Anda, maka Anda harus melakukan pemesanan barang tersebut ke supplier terlebih dulu.
Permasalahan yang sering dihadapi oleh dropshipper adalah ketidaktahuan akan stok barang yang dimiliki supplier. Risikonya, jika barang sedang tak tersedia, maka Anda sebagai dropshipper juga tidak mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan untuk barang tersebut sampai ke tangan pelanggan.
Waktu pengiriman yang lama akan berdampak pada pemerolehan keuntungan. Jika pelanggan Anda kurang merasa nyaman dengan timing pengiriman yang tidak tentu, bukan hal yang mustahil jika pelanggan berangsur-angsur akan meninggalkan Anda.
Oleh karena itu, jika berminat pada bisnis dropship, usahakan untuk selalu memastikan stok barang yang dipegang supplier dan estimasi waktu pengirimannya.
2. Keuntungan dari Sisi Profit
Meskipun harus mengeluarkan modal besar di awal bisnis, tetapi Anda bisa menjaga memperoleh profit yang lebih besar dengan menjadi reseller. Sebab, reseller biasanya mendapatkan produk dari supplier dengan harga termurah. Setelah itu, reseller juga dapat menentukan sendiri harga jual mereka pada konsumen.
Dropship di sisi lain memang merupakan solusi untuk Anda yang ingin mulai berbisnis tanpa modal. Namun, perlu dicatat bahwa keuntungannya tak sebesar reseller. Sebab, dropshipper hanya bertindak sebagai perantara antara supplier dan konsumen. Keuntungan yang didapat dari dropship hanya didasarkan pada komisi penjualan produk.
Demikian pembahasan mengenai seluk-beluk reseller dan dropship, mulai dari pengertian, perbedaan, dan pertimbangan keuntungannya. Dengan membaca artikel ini sampai tuntas, diharapkan Anda sudah dapat menilai mana jenis bisnis yang lebih sesuai untuk diterapkan.
Yang pasti, apapun itu jenis bisnisnya, melakukan riset pasar sebelum benar-benar memulai usaha merupakan hal yang wajib Anda lakukan.
Riset pasar diperlukan untuk mengetahui target pemasaran produk. Setelah target pemasaran ditemukan, maka Anda bisa merancang langkah pemasaran apa yang kira-kira paling efektif digunakan.
Melalui produk Compas, Anda dapat melakukan riset pasar sesuai kebutuhan dengan akurat dan cepat. Tertarik untuk memulai? Hubungi kami melalui Contact Us atau DM Instagram Compas, ya!
Selain itu, Anda juga bisa menjajal 30 menit Demo Compas Dashboard secara gratis dengan KLIK DI SINI!
Source: Dashboard Compas.co.id